Popular Post

Sabtu, 11 Mei 2013


Minnesota - Amerika Serikat (AS) telah lama menyelesaikan program yang dirancang khusus untuk mengajari remaja mengenai penggunaan alat kontrasepsi dan hubungan kesehatan manusia. 

Hal itu, mengingat remaja AS sendiri beresiko tinggi mengalami kehamilan. Dan dari itu, untuk menghindari kehamilan ternyata para remaja AS banyak yang memakai alat kontrasepsi daripada cara lain hingga kini.

Tingkat kehamilan pada remaja AS secara rata-rata tertinggi di antara negara maju di dunia. Hal tersebut dikatakan oleh peneliti pada majalah kedokteran JAMA.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, pada tahun 2011 dari seribu persalinan - 31 di antaranya terjadi pada perempuan belia berusia antara 15 - 19 tahun.

Peneliti di Minnesota mengembangkan dan menguji penelitian dengan pendekatan terhadap remaja yang hamil berdasarkan tinjauan atas akses terhadap alat kontrasepsi dan ketersediaan informasi, termasuk membangun kepekaan remaja putri terhadap hubungan keluarga dan masyarakat.

"Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bila kita memberi perhatian pada kaum remaja melalui hubungan yang erat dan membuka peluang yang mengarah pada akses terhadap alat kontrasepsi dan layanan kesehatan, maka kita benar-benar memberi dukungan terbentuknya masyarakat generasi mendatang," kata Renee Sieving, ketua tim penulis studi tersebut dari Universitas Minnesota di Minneapiolis.

Untuk penelitian tersebut, tim Sieving mengumpulkan 253 remaja putri berusia 13 - 17 tahun yang aktif melakukan hubungan badan, di klinik St Paul dan klinik di Minneapolis. Lalu, secara acak memindahkan mereka dari kelompoknya.

Semua remaja itu mendapatkan standar perawatan yang sama, tapi hanya setengahnya yang akan mendapat program khusus selama 18 bulan. Sejak awal penelitian, separuh dari jumlah remaja putri itu, yaitu 56% memakai kondom hampir pada sebagian besar aktivitas seks mereka, lebih dari 40% mengaku lebih jarang memakai kondom.

Sekitar 2% dari remaja itu juga mengonsumsi pil KB atau memakai alat kontrasepsi yang lain. Sekelompok lain remaja putri beranggotakan 127 orang tidak mendapatkan perhatian khusus dan 126 remaja lagi diikutkan dalam program baru.

Tiap anak mendapat manajer kasus yang mengajari mereka tentang kesehatan reproduksi, pemakaian alat kontrasepsi dan cara-cara untuk lebih melibatkan keluarga dan sekolah. Para remaja itu juga wajib mendidik dan memberi pelatihan kepada orang lain mengenai pelajaran yang mereka ikuti.

Enam bulan sejak program yang berlangsung 18 bulan itu selesai, mereka harus menjawab pertanyaan tentang kebiasaan aktivitas seksual mereka. Para remaja yang tidak diikutkan program terbukti lebih jarang memakai kondom, sementara yang mengikuti program menjadi lebih teliti untuk memakai kondom dibanding saat program dibuat.

Penggunaan alat kontrasepsi meningkat dari dua kelompok itu, khususnya pada mereka yang disertakan dalam program. Gadis-gadis ini juga menjadi lebih akrab dengan keluarga dan lebih percaya diri untuk menolak hubungan yang tidak diinginkan. Sieving mengungkapkan, mereka pun lebih suka melanjutkan pendidikan.

Sumber: ANT, Reuters - Editor: Ary Nugraheni

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © BELAJAR NGESEX YUK... - belajarngesex - Powered by Blogger - Designed by motivaziuno -