Impotensi atau disfungsi ereksi adalah gangguan ereksi dimana penis tidak bisa keras meskipun ada stimulasi seksual yang merangsang. Penyebabnya ada dua yaitu faktor fisik dan psikologis, atau kombinasi keduanya. Jika tubuh sakit maka fungsi ereksi akan terganggu, setelah tubuh sehat dan fit maka fungsi ereksi akan kembali normal. Jika gangguan ereksi terjadi terus menerus maka kemungkinan besar ada masalah kesehatan lain yang menyebabkannya seperti sakit diabetes atau jantung. Atau bisa juga ada masalah psikologis yang rumit dan belum terselesaikan.
Faktor psikologis bertanggung jawab terhadap 10% -20% dari semua kasus impotensi.
Pada umumnya impotensi karena masalah psikologis diderita oleh pria berusia muda. Tapi dalam beberapa kasus yang lebih sedikit, efek psikologis dari impotensi berasal dari pengalaman seksual yang buruk di masa lalu atau trauma seksual.
Impotensi pada pria di bawah usia 40 sangat jarang ditemui, terutama ketika tidak ada masalah kesehatan yang diderita, demikian pendapat Dr. Jeffrey K. Cohen, seorang urolog di Pittsburgh. ”Penyebab terbesar impotensi dalam kelompok usia ini adalah psikologis,” kata Cohen.
Pada pria di atas 40 tahun, impotensi karena masalah psikologis biasanya adalah reaksi sekunder terhadap penyebab fisik yang mendasari. Karena merasa menderita penyakit diabetes dan pernah mengalami gagal ereksi, akhirnya pikiran selalu cemas dan takut gagal.
Secara umum masalah-masalah psikologis yang dapat menyebabkan terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi adalah:
- Stres: Stres adalah penyebab umum impotensi pada pria, stres biasanya berkaitan dengan pekerjaan, uang, atau akibat dari masalah perkawinan, dan beberapa faktor lainnya.
- Kecemasan: Setelah merasa diri mengalami impotensi, seorang pria biasanya menjadi terlalu khawatir bahwa masalah tersebut akan terjadi lagi. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya perasaan cemas atau takut gagal. Jika perasaan itu terus menerus dialami maka pada akhirnya dapat menyebabkan impotensi.
- Rasa bersalah: Seorang pria bisa saja memiliki perasaan bersalah karena tidak dapat memuaskan pasangannya.
- Depresi: Ini adalah penyebab umum impotensi, depresi mempengaruhi seseorang secara fisik dan psikologis. Depresi dapat menyebabkan impotensi bahkan kepada pria yang sehat secara seksual. Obat yang digunakan untuk mengobati depresi juga dapat menyebabkan impotensi.
- Harga diri yang rendah: Kondisi ini bisa terjadi akibat efek lanjutan dari impotensi. Merasa diri lemah dan tidak berarti karena tidak dapat memuaskan istri membuat harga diri jadi rendah.
- Ketidakpedulian: Kemungkinan faktor ini disebabkan karena usia atau minat terhadap seks yang berkurang yang bisa jadi disebabkan oleh obat yang diminum atau karena ada masalah dengan pernikahan.
Stres, kecemasan dan semua pikiran negatif adalah masalah psikologis yang dapat menghambat kelenjar pituitari yang berada di bawah otak mengeluarkan hormon yang dibutuhkan untuk membangkitkan gairah seks. Karena gairah seks tidak ada maka darah tidak akan mengalir ke penis, sehingga ereksi tidak terjadi.
Semua pria pasti pernah mengalami gangguan ereksi, setidaknya satu kali dalam hidup mereka. Kondisi tersebut akan sembuh dengan sendirinya segera setelah masalah kesehatan atau penyebab psikis terselesaikan. Anda baru boleh khawatir jika impotensi yang anda derita terjadi terus menerus dan telah menyebabkan hubungan anda dengan istri tidak harmonis.
Dalam situasi ini, anda harus berobat ke dokter, atau jika penyebab impotensi adalah psikologis maka penderita disarankan menemui psikiater atau terapis seksual. Salah satu pengobatan impotensi karena faktor psikis adalah dengan hipnosis. Terdapat beberapa metode pengobatan lain yang biasa disarankan dokter atau terapis, yang jelas semakin cepat penderita berobat maka semakin cepat pula masalah impotensi yang diderita teratasi.